Selasa, 07 Agustus 2007

LOVE STUFF

Before You Say "I Love You"

Baiklah, Anda boleh bersorak gembira begitu si ganteng yang sudah jadi teman kencan Anda selama dua bulan belakangan ini akhirnya menyatakan perasaan cintanya. Tapi hal itu bukan berarti Anda boleh langsung menganggukkan kepala dan bersedia jadi pacarnya. Sebaiknya cari tahu lebih banyak dulu soal si dia sebelum Anda menyematkan gelar Mr. Right di dadanya.

Jika dilihat-lihat, Addo yang berprofesi sebagai akuntan itu memang oke. Tubuhnya tinggi besar dan senyumnya super manis. Belum lagi pria 29 tahun itu juga ramah dan humoris. Sayangnya Gina baru kenal dua minggu, makanya saat Addo mengutarakan isi hatinya, Gina pun bingung bukan main. Addo pasti akan kelihatan membanggakan jika digandeng ke mal, tapi bagaimana dengan urusan pribadinya? Gina sama sekali tak tahu apa-apa, alias gelap!

Dibantu oleh Lifina Dewi M.Psi, psikolog klinis, Cosmo menguraikan tiga poin yang bisa Anda ketahui dari calon pacar. Namun pastikan saat proses penyelidikan berlangsung, Anda tidak melanggar batas privacy si dia. Sebaiknya Anda juga berkonsentrasi pada beberapa poin informasi yang menurut Anda paling urgent. Ingat, tak ada manusia yang sempurna. Sangat mustahil jika Anda mengidamkan sosok pria seperti Boy dalam film Catatan Si Boy. Jadi kalau bagi Anda urusan kematangan dalam karier jadi prioritas, maka masalah itulah yang sebaiknya paling banyak Anda cari tahu.          Â

Beragam informasi yang menyangkut masalah pribadi calon pasangan juga boleh ditanyakan, apalagi jika Anda mentargetkan diri mendapatkan calon pendamping hidup, dan bukan partner yang sekadar asyik diajak club hopping semata. Jika deretan informasi yang diperlukan sudah ada di tangan, maka Anda bisa bersiap menghadapi kondisi yang tak terduga atau siap mental menghadapi kekurangan si dia.

1. Posisi di kantor

Karier adalah hal yang paling sah buat ditanyakan saat awal kencan Anda. Yang penting, jangan bertubi-tubi saja. Awali dengan pertanyaan seputar lokasi kantor, profesi, tanggung jawab, dan lingkup pekerjaannya. Biarpun Anda sudah tak sabar ingin tahu berapa gajinya, tahan dulu keinginan ini. Soalnya, masalah kocek memang sangat sensitif. Untuk mendapat gambaran soal penghasilan, coba saja Anda observasi gaya hidup si dia. Kalau dia kerap mengenakan kemeja dan sepatu Kenzo atau Hugo Boss, bolehlah Anda perkirakan kira-kira di kelas mana dia berada.

Yang perlu diingat, jangan jadikan jabatan tinggi sebagai pedoman menentukan apakah dia si Mr. Right atau bukan. Selain itu, cari tahu juga bagaimana ia bisa mencapai jabatan tersebut dan apa usahanya untuk mempertahannya. Dari situ Anda juga bisa melihat, apakah si dia tipe pekerja keras, pasif, atau malah ambisius dan terlalu obsesif. Tentunya hal ini bisa Anda jadikan bayangan masa depan, kalau sampai nanti Anda resmi jadi pacar atau malah sampai menikah dengan pria ini.

2. Riwayat perjalanan cintanya

Menurut Lifina, sebenarnya tidak ada kewajiban antar calon pasangan atau pun mereka yang sudah menyandang gelar pasangan buat berterus terang soal masa lalu masing-masing. Apalagi jika keduanya belum merasa belum siap atau nyaman buat membagi masa lalunya. Bagi sebagian orang, masa lalu kurang penting buat dipermasalahkan, kenyataan setelah resmi jadi pasangan dan masa depan hubungan lebih penting daripada hal itu. Tapi Anda masih boleh tetap penasaran soal masa lalunya. Di satu sisi, masa lalu juga bisa dijadikan referensi kelakuannya di masa sekarang dan juga masa depan, tentunya, biarpun ada kemungkinan perubahan jika ia punya niat untuk berubah. Jadi, kalau ia mengaku pernah meninggalkan pacar pertamanya demi seorang wanita seksi, maka tidak tertutup kemungkinan kalau mungkin suatu hari nanti ia tega mencampakkan Anda karena ia tertarik pada wanita lain.

Saat melontarkan aneka pertanyaan seputar masa lalunya, sebaiknya hindari sikap yang interogatif. Jelaskan secara perlahan kalau deretan pertanyaan itu hanyalah sebagian dari upaya Anda untuk lebih memahaminya. Dan sebagai kompensasinya, Anda tidak boleh protes atau menolak saat si dia menyanyakan hal yang sama pada Anda.

3. Hubungan dengan keluarga

Memang bukan malam malam bersama keluarganya yang Anda impikan. Sedikit info tentang jumlah saudara kandung atau makanan favorit keluarganya saja mungkin sudah cukup menghibur Anda. Tapi tak jarang si calon pacar terlihat ogah-ogahan saat Anda bertanya tentang keluarganya. Saran Lifina, jangan curiga dulu atas sikap tertutupnya si dia, karena memang pria pada umumnya tidak bisa terbuka seperti kaum wanita dalam urusan menceritakan hal-hal yang berhubungan dengan masalah pribadi dan mengungkapkan perasaannya. Tak heran saat sedang berkumpul bareng teman-temannya pun kaum pria lebih asik membicarakan soal modifikasi mobil atau klub sepak bola kesayangannya, ketimbang curhat masalah hubungannya dengan sang kekasih.

Lalu kapan Anda boleh cari tahu perihal keluarganya? Jawabannya: nanti, saat kedekatan Anda berdua sudah berlangsung selama beberapa bulan atau ketika Anda sudah resmi menyandang predikat kekasihnya. Sebelumnya jangan lupa buat mengutarakan dengan jelas tentang tujuan Anda mengenal keluarganya lebih jauh. Tapi jika si dia mengaku belum siap, sabar saja. Karena tak jarang pria enggan mendekatkan sang pasangan pada keluarganya dengan alasan yang sangat masuk akal, yaitu ia ingin lebih fokus pada hubungannya dengan Anda lebih dulu. Bila hubungan sudah lebih mantap, maka dengan senang hati ia pasti akan menggandeng Anda buat bertemu keluarganya.

Kemudian bagaimana jika saat Anda mulai menggali beberapa informasi tersirat kesan kalau ia tidak dekat dengan keluarganya? Apakah hal ini berarti kalau ia tidak masuk kategori family man yang menjanjikan buat dijadikan pasangan? Jangan dulu memberi label seperti itu padanya! “Hal seperti itu tak jarang timbul karena ia mungkin dibesarkan dalam keluarga yang kurang ekspresif dalam menunjukkan perasaan,� jelas Lifina. Atau bisa jadi kualitas waktu pertemuan mereka kurang bermutu. Dan bukan tak mungkin jika Anda memberi banyak masukan maka ia akan berubah jadi sosok yang lebih baik!

Senin, 06 Agustus 2007

BUSINESS STUFF

Different approaches to starting

your own business

A good business idea

A good business idea could be an invention, a new product or service, or an original idea or solution to an everyday problem. It might also be:

  • a gap in the market that you can fill
  • a business related to the work you do already
  • an interest or hobby that you can turn into a business

Whatever your idea is, you need to be sure that it fits with your needs as an individual, as well as being a viable business proposition.

Questions to ask yourself

  • What is it that you will personally bring to the business in terms of relevant experience and expertise?
  • Is there a market - a need for the idea, and customers who will pay for it?
  • How big is the market, and how will you reach it?
  • Who will be your main competitors?
  • What is special about your idea, making it different from similar products or services already out there?
  • How will you fund your idea?
  • What might go wrong?

PHILOSOPHY STUFF

Indahnya Hidup


Katanya ada seseorang yang datang kepada Dalai Lama dan menanyakan, "Pak Dalai Lama apakah yang menjadi rahasia dari kebahagiaan itu ?" Maka jawabannya menjadi sangat singkat. Dalai Lama bilang, "Makanlah dengan nikmat, tidurlah dengan nyenyak."

Begitu sederhananya kata-kata ini - 'makanlah dengan enak, tidurlah dengan nyenyak' - namun ternyata tidak sesederhana perwujudannya. Apakah demikian sulit sehingga yang sederhana ini tidak bisa diwujudkan ? Apakah kita - khususnya yang hidup di kota - begitu 'complicated' ? Begitu susahkah hidup ini ? Begitu penuh perjuangan-kah ? Atau begitu banyak persaingan ? Sehingga susah untuk dapat menikmati hal yang serderhana ini - makan yang enak dan tidur yang nyenyak ?

Kebaikan diri kita adalah kunci menjaga diri dengan kedamaian kita sendiri. Bagaimana kita belajar melepaskan harapan kita akan balasan dari orang lain ketika kita melakukan kebaikan-kebaikan untuk orang lain atau ketika kita menolong orang lain. Kata Dalai Lama, "Kamu berbuat baik lalu buanglah ke dalam sumur." Maksudnya setelah kita berbuat baik, lupakan kebaikan itu. Dan jangan mengharapkan balasan.

Kita harus bisa menjadi kaya dengan tidak terlalu mengharap. Karena keikhlasan kita pada kehidupan ini yang akan membuat kita lebih dekat pada keheningan dan kebahagiaan yang benar-benar dapat kita rasakan pada kehidupan ini.

Saya yakin setiap orang selalu punya ambisi, selalu punya kemauan, selalu punya perasaan yang keras tentang penyesalan, tentang kemarahan, tentang kekecawaan. Hal tersebut wajar. Rasakanlah kemarahan itu, rasakan kekecewaan itu. Tapi ada juga waktu untuk belajar melepaskan sesuatu. Melepaskan semua perasaan yang terlalu membelenggu kita dengan belajar menikmati kehidupan dengan hanya berbuat kebaikan.

Tidurlah yang nyenyak, makanlah yang nikmat. Dan nikmatilah hari demi hari penuh dengan kedamaian kita sendiri.

BUSINESS STUFF

The Best Preparation


Mitra bisnis, business wisdom hari ini akan mencoba menggambarkan bahwa dalam bisnis, persiapan yang berlebihan itu kadang justru tidaklah bagus. Namun kenyataannnya, dalam berbisnis, seseorang sering mempersiapkan segala sesuatunya secara berlebihan.

Ada sebuah cerita menarik dari pengalaman saya sendiri. Dulu saya ingin sekali menulis sebuah puisi atau cacatan kecil. Waktu itu saya masih kecil dan saya ingat betul bahwa saya menganggap hal itu adalah sesuatu yang hebat. Sesuatu yang harus saya persiapkan secara matang.

Saya ingin mempunyai kamar sendiri, meja yang ada lampunya supaya lebih enak menulisnya. Lalu saya pergi ke toko buku untuk membeli buku yang paling bagus, kertasnya mulus, beli pulpen yang tepat untuk menulis. Saya akan mempersiapan semuanya dengan baik. Saya akan membaca banyak buku tentang puisi. Sehingga pada saat hari pertama, saya bisa menulis puisi dengan baik.

Kalau Anda lihat, proses tersebut adalah umum di mana-mana. Biasanya setelah tiga bulan, Anda belum juga mulai menulis. Pada saat mulai menulis, Anda akan berpikir, "Ah, sayang kalau tulisan saya jelek. Saya perlu latihan dulu. Kata pembuka apa yang terbaik yang pertama."


Maka semua itu membuat pikiran Anda terpecah-pecah untuk mempersiapkan diri mulai menulis. Saran yang bagus adalah, kalau Anda mau menulis, ambil saja kertas, pulpen dan tulislah sesuatu. Kedengarannya kok mudah sekali. Tapi memang hidup ini kadang semudah itu.

Kalau kita melakukan persiapan yang berlebihan, maka kita akan menghabiskan energi untuk hal-hal yang tidak penting yang sebetulnya diluar dari apa yang sedang kita kerjakan.

Dalam berbisnis, seseorang sering mempersiapkan segala sesuatunya secara berlebihan. Hitung rugi, research, survey kemana-mana, tanya soal pajak, software, pembukuan atau pun melakukan ini dan itu. Semua persiapan begitu matang sehingga perhatian Anda terpecah pada hal-hal yang tidak essential. Akhirnya Anda terlalu capek untuk memulai berbisnis yang sebenarnya.

Saran saya kepada siapa saja yang mau mulai menulis, baik manual maupun secara digital pada komputer, mereka yang mau melukis atau menggambar, atau mereka yang mau memulai berbisnis. Semua itu sama saja, just do it atau langsung saja Anda lakukan. Tentu saja dengan sejumlah risiko yang sudah dibatasi, tahu sedikit banyak tentang bisnis tersebut, dan bukan berarti Anda secara total 100 persen langsung nyemplung dalam dunia bisnis. Intinya, sebuah persiapan yang berlebihan, sering membuat kita kehabisan tenaga sebelum memulai yang paling esensi.


Mitra bisnis, kalau Anda ingin melakukan perjalanan jauh atau melakukan bisnis kecil, atau melakukan hal yang baru, kalau itu tidak terlalu berisiko dan tidak terlalu susah untuk dilakukan. Lakukan saja atau just do it. Tidak harus mempersiapkannya terlalu hebat, karena energi Anda akan habis hanya untuk itu. Pada akhirnya energi Anda tidak digunakan untuk hal yang penting itu.

* entrepreneur, pengisi business wisdom di salah satu radio bisnis, pada blog-nya: www.tanadisantoso.com

JOGJA TOURISM

Misteri Borobudur Sumber Kreativitas

Sampai sekarang Candi Borobudur masih menyimpan sejumlah misteri. Sejumlah misteri itu misalnya, siapa yang merancang Candi Borobudur, berapa jumlah orang dipekerjakan untuk membangun candi tersebut, dari mana saja batu untuk membangun candi ? Filosofi apa yang digunakan untuk membuat candi tersebut ? Munculnya misteri Borobudur justru menjadi sumber kreativitas. Demikian pemikiran yang mencuat dalam diskusi bertema ’Membangkitkan Semangat untuk Mendokumentasikan Borobudur’ di Ruang Seminar Taman Budaya Yogya (TBY), Rabu (9/5). Diskusi tersebut diselenggarakan berkat dukungan Jogja Film Commision, TBY, Jogja Gallery dan SKH Kedaulatan Rakyat.

Diskusi menghadirkan narasumber Ir Guntur Purnomo Adi (Direktur Pengembangan PT Taman Wisata Candi), Budi Irawanto MA (dosen Fisipol UGM), sutradara film Yahdi Jamhur dipandu Lusy Laksita.

Sebelum diskusi diputar film ’Pemahat Kecil dari Tangkilan’ karya Yahdi Jamhur. Pekerja seni Arswendo Atmowiloto yang berhalangan hadir, mengirimkan materi tertulis, antara lain menyebutkan, mencintai Candi Borobudur membuat kreativitas kita tidak akan pernah tidur. ”Misteri-misteri itu justru melahirkan tafsir dalam bentuk karya,” katanya.

Guntur dan Budi Irawanto dalam kesempatan itu mengatakan, Candi Borobudur memang mengundang decak kagum. ”Kekaguman dan misteri selalu saja menyelubungi, akibatnya orang menjadi penasaran dan ingin mengabadikan,” ucap Guntur.

Hanya saja diingatkan Budi Irawanto, mengabadikan Borobudur sesungguhnya tidak sekadar Candi Borobudur itu sendiri. ”Candi Borobudur itu seharusnya dimaknai sebagai teks hidup, yakni ada kehidupan sosio-kultur masyarakat yang melingkupi sekitar Candi Borobudur.” katanya.

Hahya kehidupan sosio-kultur, meburut Budi Irawanto, kurang banyak dilakukan eksplorasi dan dokumentasikan. (Jay)-f.

Minggu, 05 Agustus 2007

ARCHITECTURE STUFF


MARINA ANCOL JAKARTA BAY CITY (1)



Well it's one of my project 'bout URBAN DESIGN...
esp. Water Front Development


Semakin berkembangnya proyek-proyek apartemen, respon pasar yang bagus juga ikut memicu bertambah pesatnya hunian vertikal yang dapat memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani bagi penghuninya. "Tuntutan standar kenyamanan dan keseimbangan fisik dan psikologi"